1Anakku, barangkali kau pernah berjanji kepada seseorang untuk menanggung utangnya.
2Dan boleh jadi kau telah terjerat oleh kata-katamu dan terjebak oleh janjimu sendiri.
3Kalau benar begitu, anakku, engkau sudah berada dalam kekuasaan orang itu. Tetapi inilah caranya kau dapat lolos: cepatlah pergi kepada orang itu; mintalah dengan sangat supaya ia mau membebaskan engkau.
4Janganlah pergi tidur dahulu, dan jangan beristirahat.
5Lepaskanlah dirimu dari perangkap itu seperti burung atau kijang melepaskan diri dari pemburu.
6Orang yang malas harus memperhatikan cara hidup semut dan belajar daripadanya.
7Semut tidak punya pemimpin, tidak punya penguasa atau pengawas,
8tetapi selama musim menuai mereka mengumpulkan bekal untuk musim paceklik.
9Sampai kapan si pemalas itu mau tidur? Kapankah ia mau bangun?
10Ia duduk berpangku tangan untuk beristirahat, dan ia berkata, “Ah, aku tidur sejenak, aku mengantuk.”
27Dapatkah orang memangku api tanpa terbakar bajunya?
28Dapatkah orang menginjak bara api tanpa terbakar kakinya?
29Itu sama bahayanya dengan menggauli istri orang lain. Siapa melakukannya tak akan luput dari hukuman.
30Kalau orang mencuri makanan, sekalipun karena lapar, ia akan dihina.
31Dan jika ia tertangkap ia harus membayar kembali tujuh kali lipat; untuk itu ia harus kehilangan semua harta miliknya.
32Tetapi bagaimanakah dengan orang laki-laki yang berzinah? Ia merusak dirinya sendiri! Bodoh sekali dia!
33Ia akan disiksa dan dicemooh. Namanya akan menjadi cemar untuk selama-lamanya.
34Sebab, dengan perbuatannya itu suami wanita itu menjadi cemburu, sehingga kemarahannya meluap-luap. Dan apabila ia membalas dendam, ia tak akan mempunyai belas kasihan.
35Ia tak bisa dibujuk dengan uang; hadiah sebanyak apa pun tak bisa meredakan kemarahannya.
Who We AreWhat We EelieveWhat We Do
2025 by iamachristian.org,Inc All rights reserved.