1 Samuel 15 - Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini

Perang melawan orang Amalek

1Pada suatu hari Samuel berkata kepada Saul, “Tuhanlah yang menyuruh aku melantik Baginda menjadi raja atas Israel umat-Nya. Sebab itu, hendaknya Baginda mendengarkan perintah Tuhan Yang Mahakuasa. dan segala sesuatu yang berharga; hanya ternak yang tidak berguna dan tidak berharga saja yang dibinasakan.

Saul tak diakui lagi sebagai raja oleh Tuhan

10Lalu berkatalah Tuhan kepada Samuel,

11“Aku menyesal telah mengangkat Saul menjadi raja, sebab ia telah berbalik daripada-Ku, dan tidak melaksanakan perintah-Ku.” Samuel sedih, dan sepanjang malam ia mengeluh kepada Tuhan.

12Keesokan harinya, pagi-pagi, Samuel berangkat hendak bertemu dengan Saul. Kepadanya diberitahu bahwa Saul telah pergi ke kota Karmel untuk mendirikan batu peringatan bagi dirinya di sana, lalu terus ke Gilgal.

13Ketika Samuel bertemu dengan Saul, berkatalah Saul kepadanya, “Semoga Tuhan memberkati Bapak! Aku telah melaksanakan perintah Tuhan.”

14Tetapi Samuel bertanya, “Kalau begitu, mengapa kudengar sapi melenguh dan domba mengembik?”

15Jawab Saul, “Binatang-binatang itu rampasan dari orang Amalek. Domba dan sapi yang paling baik telah diambil rakyat untuk dipersembahkan sebagai kurban kepada Tuhan Allahmu. Tetapi selebihnya telah kami binasakan sama sekali.”

16Mendengar itu Samuel berkata, “Tunggu sebentar, aku akan memberitahukan apa yang dikatakan Allah kepadaku tadi malam.”

“Katakanlah,” kata Saul.

17Samuel berkata, “Bukankah Baginda telah menjadi pemimpin atas suku-suku Israel, meskipun Baginda menganggap dirinya tidak penting? Baginda telah dipilih Tuhan menjadi raja atas Israel,

18lagipula Baginda disuruh Tuhan membinasakan orang Amalek yang jahat itu. Baginda disuruhnya berperang melawan mereka sampai mereka habis semuanya.

19Mengapa Baginda tidak mentaati perintah Tuhan? Mengapa Baginda beramai-ramai mengambil barang rampasan, dan dengan begitu Baginda membuat kesal hati Tuhan?”

20Saul menjawab, “Aku telah mentaati perintah Tuhan, dan pergi berperang sesuai dengan suruhan-Nya kepadaku; Agag raja Amalek kutawan dan semua orang Amalek telah kubunuh.

21Tetapi anak buahku tidak membunuh semua ternak; mereka telah memilih domba dan sapi yang paling baik dari hasil rampasan itu untuk mempersembahkannya di Gilgal sebagai kurban kepada Tuhan Allahmu.”

22Tetapi Samuel berkata, “Manakah yang lebih disukai Tuhan, ketaatan atau kurban persembahan? Taat kepada Tuhan lebih baik daripada mempersembahkan kurban. Patuh lebih baik daripada lemak domba.

23Sebab membangkang terhadap Tuhan sama jahatnya seperti melakukan sihir, dan hati yang sombong sama jahatnya seperti menyembah dewa. Karena Baginda telah melawan perintah Tuhan, maka Tuhan pun tidak mengakui Baginda lagi sebagai raja.”

24Mendengar itu Saul mengaku kepada Samuel, katanya, “Memang aku telah berdosa. Aku melanggar perintah Tuhan dan mengabaikan petunjuk Bapak. Aku takut kepada anak buahku lalu kukabulkan permintaan mereka.

25Tetapi sekarang, aku mohon kepada Bapak, ampunilah dosaku dan kembalilah bersama-sama dengan aku ke Gilgal, supaya aku dapat beribadat kepada Tuhan.”

26Tetapi Samuel menjawab, “Aku tidak mau kembali bersama-sama dengan Baginda. Baginda telah melawan perintah Tuhan, dan sekarang Dia tidak mengakui Baginda sebagai raja Israel.”

27Lalu Samuel berpaling hendak pergi, tetapi Saul menahan dia dengan memegang jubahnya, sehingga jubah itu sobek.

28Lalu berkatalah Samuel kepadanya, “Pada hari ini Tuhan telah menyobek kerajaan Israel dari Baginda, dan memberikannya kepada orang lain yang lebih baik daripada Baginda.

29Yang Mulia Allah Israel tidak berdusta dan tidak pula mengubah pendirian-Nya, karena Dia bukan manusia.”

30Saul menjawab, “Aku telah berdosa. Tetapi tolonglah Pak, kembalilah bersama-sama dengan aku supaya aku dapat beribadat kepada Tuhan Allah Bapa. Dengan demikian Bapak menghormati aku di depan para pemimpin bangsaku dan di depan seluruh Israel.”

31Maka kembalilah Samuel bersama-sama dengan dia ke Gilgal, dan Saul beribadat kepada Tuhan.

32Kemudian Samuel memerintahkan, “Bawalah Raja Agag kemari,” Agag datang kepadanya, dengan penuh harapan karena ia berpikir, “Bahaya maut telah lewat.”

33Lalu Samuel berkata, “Seperti pedangmu telah membuat banyak ibu kehilangan anaknya, demikian jugalah ibumu akan kehilangan anaknya.” Lalu Samuel mencincang Agag di depan mezbah di Gilgal.

34Sesudah itu Samuel pergi ke Rama, dan Raja Saul pulang ke rumahnya di Gibea.

35Sampai akhir hidupnya, Samuel tidak bertemu lagi dengan Saul. Tetapi Samuel sedih karena Tuhan menyesal telah mengangkat Saul menjadi raja Israel.

Blog
About Us
Message
Site Map

Who We AreWhat We EelieveWhat We Do

Terms of UsePrivacy Notice

2025 by iamachristian.org,Inc All rights reserved.

Home
Gospel
Question
Blog
Help