1Pada waktu Raja Hizkia mendengar laporan dari ketiga orang itu, ia merobek pakaiannya dan memakai kain karung tanda sedih, lalu pergi ke Rumah Tuhan.
2Kemudian ia mengutus Elyakim, kepala istana, Sebna sekretaris negara, dan para imam yang sudah tua, untuk menemui Nabi Yesaya anak Amos. Mereka pun memakai kain karung.
3Inilah pesan Hizkia yang mereka sampaikan kepada Yesaya, “Hari ini hari duka cita; kita dihukum dan dihina. Kita seperti wanita yang sudah mau bersalin tetapi kehabisan tenaga.
4Raja Asyur telah mengutus seorang perwira tingginya untuk menghina Allah yang hidup. Siapa tahu Tuhan Allahmu telah mendengar penghinaan itu, dan akan menghukum mereka yang mengucapkannya! Karena itu berdoalah kepada Allah untuk orang-orang kita yang masih hidup.”
5Setelah menerima pesan dari Raja Hizkia itu,
6Yesaya menyuruh para utusan itu menyampaikan jawaban ini, “Tuhan berkata, Baginda tidak usah takut mendengar pernyataan hamba-hamba raja Asyur itu bahwa Tuhan tidak dapat melepaskan kita.
7Tuhan akan membuat raja Asyur memperhatikan suatu kabar angin sehingga ia kembali ke negerinya sendiri, dan di sana ia akan dibunuh.”
Orang Asyur mengirim ancaman yang lain(Yes. 37:8-20)8Perwira Asyur itu mendapat kabar bahwa rajanya telah meninggalkan Lakhis dan sedang berperang melawan kota Libna, tak jauh dari situ. Maka pergilah perwira itu ke sana untuk menemui rajanya itu.
9Raja Asyur telah menerima kabar bahwa pasukan Mesir di bawah pimpinan Tirhaka raja Sudan sedang datang untuk menyerang mereka. Karena itu, raja Asyur mengirim surat kepada Hizkia raja Yehuda.
10Begini bunyi surat itu, “Jangan tertipu oleh janji Allahmu yang kauandalkan itu bahwa engkau tidak akan jatuh ke dalam tanganku.
11Engkau sudah mendengar bahwa setiap negeri yang diserang raja-raja Asyur, dihancurkan sama sekali. Jangan menyangka engkau bisa luput!
12Pada waktu leluhurku menghancurkan kota Gozan, Haran, dan Rezef, serta membunuh orang Eden yang tinggal di Telasar, tidak satu pun dari dewa-dewa mereka dapat menyelamatkan mereka.
13Di manakah raja-raja kota Hamat, Arpad, Sefarwaim, Hena, dan Iwa?”
14Hizkia menerima surat itu dari para utusan, lalu ia membacanya. Kemudian ia pergi ke Rumah Tuhan, dan membentangkan surat itu di hadapan Tuhan,
15lalu berdoa, katanya, “Tuhan, Allah Israel, yang bersemayam di atas kerub, Engkau satu-satunya Allah yang menguasai segala kerajaan di muka bumi. Engkaulah yang menciptakan langit dan bumi.
27Tetapi Aku tahu segalanya tentang dirimu. Aku tahu apa yang kaulakukan dan ke mana engkau pergi.
28Aku tahu bahwa engkau marah sekali kepada-Ku, dan Aku sudah mendengar tentang kesombonganmu itu. Sekarang Kupasang kait pada hidungmu dan kekang pada mulutmu, supaya engkau Kutarik pulang lewat jalan yang kaulalui ketika datang.”
29Yesaya mengirim juga pesan ini kepada Hizkia, “Inilah yang akan menjadi tanda bagimu. Tahun ini dan tahun depan orang akan makan gandum yang tumbuh sendiri. Tetapi setelah itu mereka dapat menanam gandum dan anggur serta menikmati hasilnya.
30Orang Yehuda yang masih hidup akan makmur seperti tanaman yang dalam sekali akarnya dan menghasilkan buah.
31Di Yerusalem dan di atas Gunung Sion akan ada orang-orang yang selamat, karena Tuhan sudah menentukan bahwa hal itu akan terjadi.
32Inilah yang dikatakan Tuhan tentang raja Asyur: ‘Ia tidak akan memasuki Yerusalem atau menembakkan panah ke arah kota itu. Prajurit-prajurit yang berperisai tak ada yang akan mendekati kota itu, dan di sekelilingnya tidak akan dibangun tanggul pengepungan.
33Raja Asyur akan pulang lewat jalan yang dilaluinya ketika datang, tanpa memasuki kota itu. Aku, Tuhan, telah berbicara.
34Kota Yerusalem akan Kubela dan Kulindungi demi kehormatan-Ku sendiri dan demi perjanjian-Ku dengan hamba-Ku Daud.’ ”
35Malam itu juga Malaikat Tuhan datang ke perkemahan orang Asyur, dan membunuh 185.000 orang prajurit. Keesokan harinya pagi-pagi mayat-mayat mereka bertebaran.
36Maka mundurlah Sanherib raja Asyur dan pulang ke Niniwe.
37Pada suatu hari, ketika ia sedang beribadat di dalam kuil Dewa Nisrokh, ia dibunuh dengan pedang oleh Adramelekh dan Sarezer, putra-putranya. Sesudah itu mereka lari ke negeri Ararat. Maka Esarhadon, putranya yang lain, menjadi raja menggantikan dia.
Who We AreWhat We EelieveWhat We Do
2025 by iamachristian.org,Inc All rights reserved.